• desaadolang.com
  • 085229xxxxxx

A. SEJARAH DESA

Pada zaman dahulu kala sebgian daratan dipulau sulawesi terendam oleh air hingga hampir seluruh daratannya digenagi air, tapi Cuma ada dua gunung di dekat pantai yang tidak digenangi air yaitu gunung Dato Banua dan Gunung Dato Goae Tallo. Dalam cerita I La Galigo, tidak diceritakan bagaimana manusia datang dan menghuni Bumi. Ketika Dewa turun penghuni Bumi telah ada, meski demikian terdapat satu versi tradisi lisan yang secara umum dikenal tentang banjir dan permulaan baru. Menurut versi inilah dunia awalnya ditutupi oleh air kecuali beberapa puncak gunung. Dipuncak inilah hidup beberapa kelompok manusia ketika permukaan air surut mereka mulai membangun rakit dan menjalin hubungan dengan orang-orang dari puncak lain. Mereka kemudian membangun rumah yang terbuat dari ata (sejenis palem) dan kayu dan mulai hidup dalam komunitas.

 

Ketika Patotae dan Istrinya melihat bahwa bumi memang telah berpenghuni namun tanpa seseorang yang memerintah, mereka kemudian mengundang para dewa untuk membicarakan hal ini kemudian para dewa bersepakat mengirim keturunan mereka kebumi agar penghuni bumi dapat “menaati dunia atas dan menghormati Dunia bawah”. Dari bagian tersebut hingga hilannya penguasa-penguasa keturunan dewa di bumi, versi ini sama dengan umumnya cerita I La Galigo.

 

Digunung Dato Banua itu muncullah dua manusia berpasangan satu laki-laki dan satu perempuan, menurut sejahrahnya, laki-laki datang kegunung Dato Banua  dibawah oleh awan dari langit sedangkan perempuan muncul dari permukaan tanah di gunung Dato Banua, di gunung dato banua meeka bertemu dan mereka kawin, itulah keturunan manusia pertama di tanah Mandar. Kemudian dia melahirkan tujuh anak berpasangan selalu kembar sehingga menjadi 14 (empat belas) anak, kmudian mereka pun kawin silang dan berpencar-pencar tempat tinggal. 

  1. Anak pertama tinggal di Dato Banua yang bernama “Ilangi Lita”, 
  2. Anak Kedua hilang entah kemana 
  3. Anak Ketiga tinggal di Baras Mamuju. Dibaras mamuju melahirkan tiga anak semuanya berkelamin laki-laki, Anak Pertam tinggal di Baras, anak kedua tinggal di Menando, anak ketiga tinggal di Jawae.
  4. Anak ke empat tinggal di luwue
  5. Anak kelima hilang entah kemana
  6. Anak ke enam di Sa’dangnge
  7. Anak ketujuh juga tinggal di dato Banua dan melahirkan satu anak laki-laki kemudian anak laki-laki tersebut kawin degan tomanurung Kayangan. Tomanurung kayangan ini datangnya di bawah oleh pelangi dari perkawinannya melahirkan satu anak laki-laki bernama Tarra Ume (Itarrauwe)

 

Keturunan anak pertama di Dato Banua (Ilangi Lita) anak pertama dari empat belas bersaudar yang tinggal di Dato Banua adalah Ilangi Lita. Ilangi Lita kawin dengan anak kedua kembar perempuan yang bernama Isambolangi dan melahirkan dua anak yaitu satu laki-laki dan satu perempuan, anak laki-laki menhilang tidak tahu siapa dan namanya dan anak perempuan bernama Isambar Angin. Isambar angin kawin dengan Itarrauwe dari perkawinan Itarrauwe dengan Isambar Angin melahirkan tiga orang anak yaitu

1 Tomembulu

2. Tomellelo

3. Tomesamata Tokaiyyang Talinga

 

                        Tomellelo kawin dengan Elepong Bulang (Tomanurung) dan melahirkan lima orang anak, kelima bersaudara selalu kembar dengan binatang, adapun kelima anak tersebut adalah:

  1. Tomettandu kembar dengan ular naga, pergi dibawah oleh angina sampai tanah luwu
  2. Topali Bulu kembar dengan ayam pergi dibawah air melalui sungai sadang sampai tanah toraja
  3. Tomalamber Bluana kembar dengan buaya pergi dibawah oleh buaya tiba di tanah bugis
  4. Tokepang Ulunna kembar dengan rusa tiba di tanah selatan
  5. Tokaiyyang Alelanna kembar dengan pelangi tinggal di Dato Banua (Adolang)

 

Keturunan Tokaiyyang Alelang

Tokaiyyang Alelang kawin dengan Towisse Ditararing (Tomanurung) melahirkan lima anak masng-masing keturunannya adalah sebagai berikut:

  1. Ipayung mempunyai anak tomembulu Limanna, tomembulu limanna mempunyai anak Palulung kemudian palulung mempunyai anak tomesaraung Bulawan (Mara’dia pertama di Sendana)
  2. Tokaiyyang mempunyai anak Ilappor, mempunyai anak Puang Ikarema (Dato Karama) pembagi batas dimandar dengan Puang Isaringian, kemudian Dato Karama mempunyai anak Tomellu Melluangan (Raja Dato Banua)
  3. Panibulu mempunyai anak Tobittoeng, mempunyai anak Taurra-urra dan mempunyai anak Iweapas. Iweapas mempunyai anak Lagandang. Lagandang Mempunyai anak Tolaling Bungi (Maradia pertama dibalanipa)
  4. Dato Banua mempunyai anak Icci Bittoeng (Kebone). Icci Bittoeng mempunyai anak Ikaiyyang susu (Ketabulahan). Ikaiyyang susu mempunyai anak Ijara (Ketomadhio). Ijara mempunyai anak Bongae (kebatu batampanua Binuang
  5. Towarani mempunyai anak Tomeoni. Tomeoni mempunyai  anak Tomelengke. Tomelengke mempunyai anak Imada. Imada mempunyai anak Tonisora di angkat menjadi (Maradia Pertama di Pamboang)

 

Tomellu-melluangan (Raja Dato Banua Adolang) kawin dengan Icci Bulang saudara Takia Bassi anaknya Tomata Bassi Arayang Pasokkorang melahirkan lima anak yaitu:

  1. Icci langi tinggal di Tande
  2. Icci tappang tinggal di Bussu
  3. I Dato bassi menjadi Dato Banua tinggal di Adolang
  4. Icci Otting tinggal di Napo
  5. Icci Paindo tinggal di Banggae

 

Idato Bassi Kawin dengan I Sinjar Bulan Mempunyai anak Isarani (Towarani) mempunyai dua anak yakni : Ibarane dan Ilangi (Puang Ditawaro). Ibarane  (Puang di Tanete) mempunyai anak Ikamari mempunyai anak Nenek Terre (Irakka Payung) yang mengangkat Tomatindo di Bata menjadi Maradia di Pamboang menggantikan Maradia Lassa.

Ilanda Belua kawin dengan Topali Bulu mempunyai lima orang anak yaitu:

  1. Ilaso kepang tinggal diluwu
  2. I Lando Guut tinggal di Tator
  3. Usuk Sababang tinggal Karaoarangan (Pinrang)
  4. Tappadarang tinggal di Binuang
  5. Pokkopadang tinggal di Mambuliling

Hubungan kerajaan Dato Banua dengan kerajaan Passokorang

 

Kerajaan Passokorang diperkirakan berdiri pada abad ke 12 sekitar tahun 1.100 M yang terletak di daerah Mapilli (Kab. Polman) rajanya bergelar  “Arayang”. Di dalam lembaran silsilah ontar, sejarah arayang Passokkorang rajanya yang bernama Tomata Bassi mempunyai Empat saudara masing-msing yaitu:

  1. Tosirua , diangkat menjadi Mara’dia di Da’ala
  2. Tosimbar Tombong diangkat menjadi Mara’dia di Titie
  3. Benato diangkat menjadi Mara’dia di Tapango

 

Sebelum Ibenato diangkat menjadi mara’dia di Tapango, beliau diutus ke tanah jawa oleh Tomata Bassi untuk membantu kerajaan kediri dalam perang mwlawan kerajaan Singosari, kemudian pergilah Ibenato ke tanah jawa berkat ketangguhan dan kegigihan Ibenato kerajaan kediri berhasil mendobrak kerajaan singosari, raja kediri sangat berterimakasih terhadap Ibenato sehingga Raja kediri mengawinkan putrinya yang cantik nan Jelita yang bernama Icci Kappa (Icci Lolo) dan ketika tugas Ibenato selesai membantu kerajaan kediri, pamitlah beliau beserta pasukannya kepada raja kediri ntuk kembali ke Passokkorang Raja kediri menghampirnya dan memberikan sebilas keris untuk disampaikan kepada Tomata Bassi Raja Passokkorang (Arayang Passokkorang).

 

Keturunan Tomata Bassi Arayang Passokkorang

Arayang Tomata Bassi mempunyai tiga orang anak yakni:

  1. Icci Bulang
  2. Illisi Sawalangi
  3. Takea Bassi

 

Icci bulang diangkat menjadi Arayang Passokorang menggantikan ayahanda Tomata bassi. Icci Bulan bersuamikan dengan Tomellu Melluangan (Dato Banua Adolang) dan melahirkan Lima orang anak masing-masing yaitu:

  1. Dato Bassi tinggal di Adolang
  2. Icci langi tinggal ditande
  3. Icci Tappang tinggal di Bussu
  4. Icci Oting tinggal di Napo
  5. Icci Paindo tinggal di Banggae

 

I Dato Bassi kawin dengan Sinjar bulan dan diangkat menjadi Arayang di Adolang papossi Banua. Dari perkawinan tersebut melahirkan satu orang anak yang bernama I sarani mempunyai dua orng istri yakni:

  1. Istri pertama bernama Icci Tuan (saudara dari uan Tosalama Ilamellu Tometteang Bassi Mara’dia Timbogading) melahirkan dua orang anakn masing-masing Ibarani (Puang ditanete dan Ilangi (Puang di Tawaro)
  2. Istri yang kedua adalah anaknya Icci oting yang tinggal di Napo Ilamellu kawin dengan Icci Lisse (Napo) Illissi Salawangi kawin dengan topoali Bulu dari Banua Adolang melahirkan tiga orang anak masing-masing: Imaribu, Sinjar Bulan, Tomalindunggi (Tomalindrung) yang menjadi Arung di Makuring (Pinrang). Imaribbu diangkat menjadi Arayang di passokkorang menggantikan Ibundanya Ilissi Sawalangi. Pada masa pemerintahnnya terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Takea Bassi (pamannya) sehingga beliau (Imaribbu) melarikan diri ke Banua Papposi Adolang kemudian ke daerah korrosa (baras). Takea Bessi mempunyai tiga orang anak masing-masing : Ilaso tana menjadi Mara’dia Mamasa, Ibassi Kelling menjadi Mara’dia di Mapilli dan Labassi Tau ke Pinrang (Batu Lappa)

 Datuk Bassi  (Karaeng lau) yang konong katanya masih belum memeluk agama islam, Datok Karaeng Lauk ini dipanggil seorang Ulama asal bone yang bernama Arung Pone (Raja Bone). Setelah kareng Lau dipanggil beberapa kali Karaeng Lauk dibone untuk menerima ajaran Islam lalu Karaeng Lauk kembali ke Banua Puang (Banua Papposi). Setelah disini dipanggil saudara saudarinya dan anak cucunya untuk mengajak masuk agama islam. Dengan membaca dua kalimat sahadat yakni Ashaduallah ilahaillah waashadu anna muhamma darasululah yang diartikan dalam bahasa mandar yakni Andandiang puang sengalinna puangngallahu Taala. Asal dari kata Mandolang sehingga diberi nama Ahdolang pada tahun 1.616 Masehi. 

Setelah diberi nama Ahdolang semua masyarakat asli Adholang memeluk agama Islam seiring berjalannya waktu Karaeng lau meliputi daerah kekuasaannya mulai Lembang Mombi bagian utara dan lanjut sungai Tinambung  yang sebla selatandan seterusnya sampai Babamosso. INILAH SEMUA DAERAH Adolang.

Setelah tahun 1.700 Masehi muncullah kata Pabicara di adolang yang artinya penghubung antara Arayang dengan maradia Pamboang untuk menyampaikan peraturan Arayang dengan Maradia. Setelah pada tahun 1.800 Masehi datanglah Belanda di Adholang dan dibentuk Kepala Distrik Adholang setelah terbentuk distrik berubah lagi nama yang dinamakan Koordinator sebelum dinamakan Desa, setelah tahun 1945 Kordinator berubah lagi menjadi Kepala Desa sebagai Jabatan pemerintahan, dan kantor Desa pertama berada di kampung Pesapoang dipimping oleh tomatoa dipesapoang artinya” Orang yang dituakan” dan Wakkel artinya “Menyelesaikan masalah tentang Kawin sirih”. Desa Adolang ini meliputi 7 kampung yaitu kampung Banua adolang, Kampung Timbo gading, Galung, Ratte, Rawang, Pesapoang, Ulu Balombong. 

B. GEOGRAFIS WILAYAH

Kondisi geografis Desa Adolang Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene sangat strategis dan mendukung pembangunan di berbagai sektor karena ditunjang dengan kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat berprospektif untuk dikembangkan dan dieksplorasi sehingga dapat menjadi sumber peningkatan ekonomi masyarakat Desa Adolang secara menyeluruh.

Keunggulan tersebut dapat dimaksimalkan dengan mengacu pada beberapa faktor pendukung  wilayah Desa Adolang seperti letak geografis wilayah, jarak geografis, jarak ke pusat Pemerintahan, Sumber Daya Air, Kondisi Udara, Potensi Perkebunan & Peternakan, Potensi Budi Daya Air Tawar dan Kondisi udara di Desa Adolang.

 

"Bersama membangun Adolang, dari desa kita tumbuh, dengan kearifan kita maju."